nusakini.com - Mamuju - Pembangunan harus tetap bertumpu pada kearifan lokal. Pembangunan tidak boleh melupakan kearifan lokal yang merupakan ruh masyarakat, etnis, dan suku bangsa Indonesia yang kaya dengan nilai-nilai agama. Pesan ini disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menutup Musrembang Provinsi Sulawesi Barat, di Mamuju, Senin (11/04/2016).

Menurut Menag Lukman, pembangunan infrastruktur, baik jalan raya, bandara , pelabuhan, dan lainnya, memang patut disyukuri. Sebab, hal itu dilakukan dalam rangka mempercepat perputaran roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Namun demikian, jangan sampai melupakan lokal wisdom yang kita miliki,” ujar Menag sepeti yang dikutip pada halaman Kementerian Agama..

Setiap etnis, kata Lukman, memiliki lokal wisdomnya masing-masing dan itu umumnya bersumber pada nilai-nilai agama. Itulah modal utama Indonesia. Menurut Menag, masyarakat Indonesia dipersatukan di tengah-tengah keragaman karena nilai-nilai agama. “Masyarakat kita sejak dahulu dikenal sebagai masyarakat yang religius, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama,” tuturnya.

“Itulah yang menjadi alasan kenapa para pendiri bangsa meletakkan agama pada posisi yang sangat vital, tidak hanya pada sejumlah regulasi, bahkan pada dasar negara kita, Pancasila,” tambahnya.

Di hadapan aparatur Pemprov Sulbar, Menag Lukman mengingatkan bahwa agama berperan penting dalam merajut dan merangkai keragaman. Karenanya patut disyukuri bahwa leluhur Indonesia melalui kearifan lokalnya menjadikan nilai-nilai agama sebagai jiwa dan ruh yang terus dilestarikan. “Itulah modal utama kia dalam menjaga kerukunan hidup, agar konflik sosial tidak terjadi karena. Karenanya nilai-nilai agama harus tetap kita jaga,” pesan Menag.

Menag Lukman berharap, sehebat dan sekompleks apapun infrastruktur yang dibangun, tetap tidak melupakan kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat. “Itu modal dasar kita dalam menata kehidupan bersama,” tutupnya. (if/mk)